PSAP 3 – 0 Persib: KALAH. TITIK!

Persib Bandung akhirnya harus menyerah dan mengakui keunggulan PSAP Sigli, tim peringkat 18 di klasemen Indonesia Super League (ISL) dengan skor 3-0. Hasil yang membuat Persib Bandung di musim ini tidak mampu memenangkan pertandingan melawan PSAP (seri 1-1 di Bandung dan kalah 3-0 di Sigli) sekaligus menambah catatan susah menang ketika tampil pada laga away.

Persib mengawali laga menurunkan formasi 4-4-2 dengan Robbie Gaspar di flank kiri dan Budiawan di flank kanan. Persib tidak memainkan flank murni karena stok setelah M. Ilham dan Atep absen adalah tidak ada lagi pemain dengan karakter sayap murni. Pemilihan Gaspar di pos flank kiri menjadi masuk akal karena dia memang mempunyai akurasi passing dan crossing yang mumpuni. Di pos kanan, Budiawan diturunkan menyingkirkan Hendra Ridwan sebagai kandidat terkuat di posisi flank kanan setelah M. Ilham.

Tanpa flank murni, Persib memainkan empat gelandang di tengah, harapannya adalah Persib mampu memastikan dominasi penguasaan bola berada di tangan Persib. Pola yang akhirnya terbilang cukup sukses karena PSAP menjadi tidak terlalu dominan di wilayah tengah.

PSAP sendiri bermain dengan 4-3-2-1 dengan poros Camara Sekou sebagai pembagi bola di lini depan, pemantul bola sekaligus penyelesai akhir semua rancangan serangan dari PSAP. Camara Sekou diapit dua gelandang yang bergerak melebar dari second line di belakangnya. Abubakar Bah yang bergerak dari sisi kanan, dan Abdul Faisal di sisi kiri. PSAP tidak banyak membangun poros serangan dari final third, selain karena menumpuknya pemain Persib disitu, mind set menyerang PSAP memang lebih sering diarahkan langsung ke area kanan dan kiri melalui Camara Sekou sebagai penyerang yang juga bertindak sebagai playmaker.

 

Faktor Camara Sekou

PSAP adalah tipikal tim yang mengandalkan kolektivitas permainan dengan mengandalkan one man show hero di dalamnya. Pola yang pernah dipakai Persijap Jepara dengan Pablo Frances nya, atau PSPS Pekanbaru dengan Herman Dzumafo nya beberapa waktu lalu. Tim yang bermain dengan sentral permainan dijalankan oleh satu orang, dan sisanya adalah sebagai ‘pelayan’. Camara Sekou menjalankan perannya dengan sempurna ketika melawan Persib. Satu gol dan dua assists berhasil diproduksi oleh Camara pada pertandingan tersebut.

Tidak ada yang istimewa pada pola permainan PSAP, mereka hanya mencoba memainkan bola untuk ditujukan kepada Camara Sekou. Setelahnya segala aliran serangan akan menjadi tanggung jawab penuh Camara apakah akan dieksekusi sendiri menjadi attempt, atau dia konversi lagi menjadi sebuah serangan lanjutan. Sayangnya pola sederhana ini justru tidak bisa diantisipasi oleh para pemain Persib Bandung. Camara bisa menari-nari didepan pemain Persib dan menjajah wilayahnya Abanda dan Maman. Lebih buruknya lagi, terkadang Camara bisa menarik tiga sampai empat pemain Persib hanya untuk berkonsentrasi merebut bola dari seorang Camara. Dan dilain kesempatan dia bisa menghilang dari kawalan para pemain Persib.

Dua menit pertandingan berjalan, Camara sudah memberikan shock therapy kepada Jendry Pitoy, bola tendangannya mengenai mistar gawang.

Di menit ke 5’, dia berhasil lolos dari kerumunan bek Persib yang terlalu berfokus terhadap bola untuk akhirnya bisa memberikan assist pada gol pertama PSAP.

Gol kedua PSAP adalah tentang bagaimana Jajang Sukmara, Abanda, dan Maman seperti berlomba-lomba merebut bola dari kaki Camara dengan cara mengerebunginya dengan upaya yang tidak berhasil dan membuat Abubakar Bah terbebas di posisinya Jajang Sukmara.

Camara menyempurnakan harinya dengan mengeksekusi sendiri serangan PSAP dan berbuah menjadi gol.

Gaspar yang hilang di sisi kiri

Persib memang berhasil membuat PSAP tidak terlalu dominan di lini tengah mereka dengan menumpuk Radovic, Hariono, Budiawan, Noh Alam Shah dan Robbie Gaspar disitu, tetapi masalah justru timbul karena wilayahnya Gaspar di flank kiri menjadi sering kosong dan bisa dimanfaatkan oleh PSAP yang menempatkan Abubakar Bah di sektor itu. PSAP menginvasi flank kiri Persib yang memang hanya meninggalkan Jajang Sukmara karena Robbie Gaspar cenderung bergerak ke area tengah di setiap pergerakannya. Pada beberapa kesempatan Aliyudin terlihat menutup area kiri yang ditinggalkan Gaspar ini.

Di gambar terlihat bagaimana para gelandang Persib dengan Robbie Gaspar (garis merah) bergerak dari area tengah untuk menutup sisi kiri lapangan yang sering kosong karena ruang gerak Gaspar lebih sering ke area tengah lapangan. Robby Darwis mungkin sadar bahwa posisinya Gaspar adalah wilayah yang sangat dimanfaatkan oleh para pemain PSAP, oleh karenanya dia akhirnya memasukan Hendra Ridwan di posisinya Gaspar.

 

Arah serangan Persib



 

Persib Bandung mencoba menyerang mengandalkan kemampuan lari Aliyudin melalui bola yang dikirim Miljan Radovic atau Along dari lini tengah ke wilayah kosong diantara bek PSAP. Pada beberapa kesempatan hal ini berhasil dilakukan. Aliyudin dan Budiawan mampu meleepaskan diri melalui kemampuan lari kedutannya. Masalahnya adalah, ketika mendapatkan bola, baik Aliyudin tidak menyimpan opsi menendang ke gawang di dalam pikiran mereka. Aliyudin dan Budiawan terlihat bingung dan lebih memilih menekuk nekuk bola untuk tidak dieksekusi langsung menjadi attempt.

Hal ini menyebabkan produksi attempts Persib di babak I hanya enam kali dengan catatan lima off target dan satu di blok oleh bek PSAP. Diantara enam attempts itu tidak ada satupun percobaan tendangan yang diproduksi oleh Aliyudin. Bandingkan dengan PSAP di babak I yang berhasil membuat sembilan attempts dengan tujuh diantaranya  mengenai sasaran dan dua dari attempts on target itu adalah gol.

Lebih spesifik lagi, empat dari sembilan percobaan tendangan ke gawang itu adalah produksi dari Camara Sekou yang tiga diantaranya mengenai sasaran. Diluar dua assist yang dia ciptakan, Camara secara tidak langsung mengajarkan Aliyudin bahwa salah satu tugas striker adalah mencetak gol, dan gol hanya bisa dicetak ketika kita menciptakan attempts. Logikanya, tanpa attempts tidak akan ada peluang. Tanpa peluang tidak akan ada gol yang tercipta.

Kesimpulan

PSAP tidak bermain istimewa, Camara Sekou yang bermain istimewa dan berhasil membawa PSAP menang atas Persib Bandung dan mengakhiri rekor tidak pernah menang di sembilan partai PSAP terakhir. Di kubu Persib, selain semangat tanding yang menurun dibandingkan ketika melawan PSMS Medan, fokus terhadap pergerakan pemain lawan yang sedang bergerak tanpa bola harus lebih diperhatikan lagi.

Persib kalah segalanya di laga ini. Kalah dari penghuni juru kunci. Kalah dari tim yang sembilan laga sebelumnya tak pernah menang. Kalah dari tim yang sejatinya adalah tim Divisi Utama (naik ke ISL karena dikatrol menyusul Persiraja yang memilih main di IPL). Kalah dari tim yang sudah tidak gajian sekian bulan? Kalah dari tim…. Kalah dari tim… KALAH! TITIK!

3 thoughts on “PSAP 3 – 0 Persib: KALAH. TITIK!

  1. lalu pakumis bersabda: Kami akan mendatangkan pemain top musim depan..
    SIAPA UMUH? MANAJER LAIN, PELATIH LAIN.. EAAA
    *eh udah jadi menejer lagi ya..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *