Partai penutup Persib Bandung di tahun 2011 akhirnya akan segera terlaksana. Persib akan menutup tahun ini dengan pertandingan tandang melawan Persidafon Dafonsoro. Rencananya pertandingan akan dilaksanakan di Stadion Mandala Jayapura yang juga kandang dari Persipura Jayapura.
Setelah memecahkan rekor bisa mendapatkan poin 7 dalam 3 laga awal dan untuk pertama kalinya sejak 9 tahun lalu Persib bisa clean-sheet di laga away pertama sebuah musim kompetisi, Persib akan menghadapi tantangan baru: memecahkan rekor selalu kalah dalam pertandingan di Papua sejak bergulirnya era Liga Indonesia 1994/1995, baik saat menghadapi Persipura atau Persiwa Wamena. [lihat statistik Persib di simamaung DI SINI]
Ini tantangan yang menarik, dan Persib punya peluang untuk memecahkan rekor buruk di Papua itu. Lawan yang akan dihadapi Persib adalah pendatang baru yaitu Persidafon yang hingga saat ini baru mengumpulkan 2 poin hasil 1 kali kalah melawan PSPS dan 2 kali seri melawan Persija dan Pelita Jaya.
Rekor Persidafon di kandang sendiri musim lalu di kancah Divisi Utama sebenarnya memukau: menyapu bersih semua laga kandangnya. Akan tetapi, kali ini, Persidafon tidak bermain di Dafonsoro, melainkan di Jayapura, tepatnya di Stadion Mandala. Persidafon sendiri gagal meraih tiga poin penuh di kandang sendiri saat menjamu Pelita Jaya.
Bedah taktik
Sergei Dubrovin dan asisten sehatinya Isman Jasulmei pada tiga pertandinga terakhir di ISL melawan PSPS, Persija, dan Pelita Jaya sering menggunakan formasi awal 4-2-1-3. Yang bisa bertransformasi di tengah – tengah pertandingan menjadi 3-4-3. Kunci permainan Persidafon ada pada tiga striker yang biasanya ditempati oleh Patrich Wanggai, Ngon A Djam, dan Yohanis Makanuay. Ketiga penyerang ini akan mendapat suplai bola oleh playmaker legendaris yang juga kapten tim yaitu Eduard Ivakdalam.
Dikatakan sektor trio penyerangan Persidafon menjadi sektor paling berbahaya, karena pada sektor lainnya, Persidafon memang notabene ‘hanya’ memiliki jago – jago tua seperti Bejo Sugiantoro yang dilapis oleh pemain usia muda yang terbilang miskin pengalaman untuk bermain di level paling atas sepakbola dalam negeri. Sementara, di laga ini, kemungkinan besar Bejo Sugiantoro tidak akan turun karena menderita cedera dalam laga melawan Pelita dan kemungkinan akan digantikan oleh pemain muda Andri Ibo.
Adapun kabar terakhir dari Persib, hanya Sigit Hermawan yang dipastikan tidak bisa tampil dalam pertandingan ini. Hal yang menggembirakan yaitu, M. Nasuha, bagian dari anggota tim nasional Indonesia yang baru bergabung pada musim ini dan belum pernah sekalipun tampil, dikabarkan sudah bisa diturunkan.
Adapun kemungkinan formasi yang akan diturunkan kedua tim adalah sebagai berikut:

PERSIB (4-2-3-1) : Jendri Pitoy; Zulkifli Syukur, Maman, Abanda, Toni; Hariono, Gaspar; M. Ilham, Radovic, Atep; Airlangga.
PERSIDAFON (4-2-1-3) : Wilson Aleng, Christian Worabay, Erik Bayemi, M. Cirell, Rasmoyoi; Izaac Wanggai, Andri Ibo; Eduard Ivakdalam; Patrich Wanggai, Ngon A Djam, Yohanis Makanuay.
Persib seperti biasa akan mengawali permainan dengan menggunakan pola 4-2-3-1. Dengan mempelajari karakter Mamic yang suka memasang pemain utama apabila tidak benar-benar ada halangan berarti seperti cedera parah ataupun hukuman pertandingan, redaksi mengbal memprediksi tidak akan ada perubahan pemain kendati Nasuha sudah pulih dari cedera. Toni akan menjadi pilihan utama dengan kemungkinan Mamic akan memasukkan Nasuha sebagai pengganti, selain untuk memberi warna lain dalam permainan juga untuk memberi Nasuha minute play agar lebih siap dipertandingan sebelumnya.
Dengan formasi yang hampir sama, 4-2-3-1 atau 4-3-3, Persidafon akan menggunakan taktik sepakbola yang menyerang melalui playmaker no 10. Artinya, semua bola dan arah serangan akan coba diberikan pada otak serangan yang ditempati oleh playmaker no 10 ini. Kebetulan Persidafon memliki sosok itu dalam diri Eduard Ivakdalam. Walaupun usianya tidak muda lagi, Ivakdalam tetaplah Ivakdalam. Sosok kapten yang disegani dan mempunyai visi permainan yang bagus. Artinya, sentralisasi penyerangan Persidafon, akan sering bermula dari kaki Edu.
Sesekali Persidafon akan menyerang melalui kedua sektor fullback yang melakukan overlap ke depan. Walaupun di beberapa partai terakhir, hanya Worabay yang rajin membantu serangan. Cirelli ataupun Rasmoyo yang ditempatkan di sektor sisi seberangnya, terlihat tidak sesering Worabay dalam melakukan overlap.
Pada skenario formasi ini, duet Gaspar dan Hariono sudah mulai bisa memberikan rasa aman. Tidak ada pemain yang bisa dengan sangat nyaman ketika berhadapan dengan poros double pivot andalan Drago Mamic ini jika keduanya dalam kondisi yang benar-benar fit. Persoalan akan terjadi jika salah satu dari dua double pivot ini tidak begitu fit dan dipaksakan bermain seperti yang terjadi pada Hariono saat menghadapi Deltras.
Jika Hariono dan Gaspar dalam kondisi fit, Ivakdalam normalnya tidak akan leluasa untuk memainkan bola. Kuncinya, apabila Ivakdalam sudah berhasil dimatikan, maka aliran bola ke trio penyerang Persidafon pun akan tersendat.
Apabila Ivakdalam berhasil dimatikan oleh duet DM Persib, tugas belum berakhir sampai disitu. Ada Patrich Wanggai di sektor kiri penyeranga Dafonsoro yang berpotensi menghancurkan rekor tidak terkalahkan Persib. Patrich Wanggai merupakan striker yang eksplosif, Selain muda, Patrich mempunyai kemampuan finishing yang amat baik. Kemampuan lain yang dimiliki Patrich adalah gerakan tanpa bola/off the ball-nya terhitung di atas rata-rata ukuran pemain Indonesia.
Jika kita melihat performa Wanggai di Sea Games lalu, kita bisa melihat bagaimana Wanggi juga bisa menjadi striker yang punya kemampuan passing yang bagus. Dalam sejumlah kesempatan, Wanggai sering menerima bola, lantas men-delay-nya beberapa saat, dan kemudian memberi passing membelah pertahanan pada kedua flank seperti Okto atau through pass pada Tibo.
Beruntung Wanggai tidak memiliki partner di lini depan se-eksplosif Tibo atau Okto. Karakter Ngon A Djam cenderung sebagai target man yang mengandalkan body-balance dan power, bukan speed. Pendeknya, sektor yang ditempati Patrich akan amat sangat berpotensi untuk di manfaatkan para Pemain Persidafon, dengan asumsi Patrich akan bermain sebagai striker/flank dan bergerak dari kiri ke tengah atau ke depan ketimbang bergerak menyusur tepi lapangan.
Itu artinya, Patrcih akan berhadapan dengan Zulkifli Syukur. Yang melegakan, Zulkifli Syukur merupakan pemain yang selama ini paling stabil performanya. Zul adalah full back kanan nomer satu Indonesia saat ini. Dengan kemampuan defending yang baik, Zul akan menghadapi Patrich Wanggai. Di sinilah perang antara striker dan bek terbaik indonesia akan terjadi. Percayalah, Zul akan bisa mematikan Patrich. Di tiga partai terakhir, tidak ada pemain yang bisa melewati Zul. Siswanto, Hilthon, Okto, Shin, tidak bisa melewati pos bek kanan Persib. Bahkan Shin dan Okto sampai harus berpindah posisi ke flank kanan atau pos bek kiri pertahanan Persib sebagai efek dari sulitnya mereka melewati Zul.
Di sektor kiri, Nasuha akan menghadapai Yohanis Makanuay. Tidak terlalu istimewa pergerakan pemain Dafonsoro di sektor ini. Terbukti dengan beberapa kali Dubrovin melakukan pergantian pemain pada pos flank kanan Dafonsoro pada menit ke 60an. Berbeda dengan posnya Wanggai yang selalu bermain full 90 menit. Artinya, memang ada ketidakpuasan dari Dubrovin sendiri pada sektor flank kanan ini. Pemain yang biasanya masuk untuk menggantikan Yohanis adalah F Pahabol. Bukan tugas yang begitu berat buat Nasuha buat menginvasi wilayah ini.
Adapun yang akan berpotensi menjadi masalah lain adalah, Ngon A Djam. Sebagaimana yang sudah diutarakan di atas, target man Persidafon ini memiliki body-balance yang bagus, power yang cukup dan postur yang ideal. Poros Maman dan Abanda akan sedikit mengalami kesulitan. Selain finisher sejati, Ngon merupakan striker yang memiliki kemampuan tembok. Hal yang sangat dimungkinkan karena postur tubuhnya yang tinggi. Kelemahan Ngon A Djam adalah tidak mempunyai kemampuan sprint alias cenderung lambat. Asal suplai bola ke Ngon bisa dihentikan, tidak banyak yang bisa diperbuat Ngon A Djam tanpa suplai. Karena dia buka tipe striker yang bisa menggiring bola menggunakan kemampuan akselerasi.
Pada sektor penyerangan Persib, Atep akan menghadapi Worabay, Ilham akan menghadapi Cirelli ataupun Rasmoyo, dan Ronggo akan melawan poros Sugiantoro dan Bayemi. Harapan serangan Persib dalam permainan terbuka memang hanya tinggal via Atep dan Ilham. Terutama dalam melakukan fast break counter attack. Dengan tidak mengurangi rasa hormat pada Miljan, nampaknya Miljan lagi-lagi hanya akan “bertugas” ketika Persib menghadapi situasi set-piece. Peran Miljan diperlukan dalam situasi seperti ini, tetapi, mengingat karakter Miljan tipikalnya passer dan cenderung melakukan delay bola, sulit mengharapkan ada inside attack kolaborasi Ronggo dan Miljan. Selain itu, lawan Miljan di sektor ini pun lumayan berat. Miljan harus melawan dua orang sekaligus yaitu Izaac Wanggai dan Andri Ibo.
Maka, lagi-lagi kemampuan sektor flank Persib yang akan dimaksimalkan dalam area penyerangan. Toni, pada laga kali ini, akan mendapat tekanan yangr elatif lebih mudah ketimbang saat menghadapi Sriwijaya atau Deltras. Diprediksikan, Toni akan jauh lebih agresif membantu Atep di sector flank kiri. Selama ini, jika Toni tidak cukup agresif menopang ke depan, Atep seringkali tak berkutik; sebagaimana terlihat saat menghadapi Sriwijaya dan terutama Deltras. Ilham harus kembali mengulang performa seperti yang ditunjukka saat melawan Deltras di mana ia terus bergerak, kadang menutup posisi Miljan, kadang bergerak ke depan mendampinggi Airlangga.
Menilik areal mobility Miljan yang minimal, permutasi posisi antara Atep dan Ilham ini harus melibatkan Airlangga. Selama ini, pertukaran posisi antara Atep dan Ilham seringkali berjalan kaku, kurang cair dan terlalu text book sehingga seringkali tidak member efek yang maksimal. Salah satu cara adalah dengan melibatkan Airlangga dalam pergerakan tiga pemain ini. Pergerakan dari Ilham pindah ke kiri dan Atep pindah ke kanan relatif mudah ditebak. Airlangga harus melibatkan diri dengan permutasi ini agar daya kejutnya lebih susah diprediksikan.
Dengan adanya Nasuha di bench, ada tambahan opsi pada pergantian pemain. Selama ini, hanya Aliyudin, Hendra Ridwan dan Budiawan yang selalu masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua.
Jika sektor flank kiri tidak maksimal, Nasuha bisa masuk menempati posisi naturalnya sebagai full back kiri. Mamic bisa menarik Miljan jika dirasa tidak maksimal dengan menempatkan Toni di posisi Miljan Radovic. Toni punya kemampuan bagus dalam soal akselerasi dan dia juga cukup sering bermain sebagai gelandang serang. Atau, jika ingin sedikit eksperimen, Toni dikembalikan sebagai DM berpartner dengan Hariono dan Gaspar digeser ke depan menggantikan posisi Miljan.
Berdasar asumsi itulah, maka Mamic tidak perlu menerapkan formasi 4-4-2 dengan memasukkan Aliyuddin. Mamic cukup mengubah posisi gelandang serang yang ditempati Miljan dengan Toni atau Gaspar. Jika itu sudah dilakukan penyerangan masih mandek, barulah opsi 4-4-2 bisa dilakukan lagi. Akan tetapi, lagi-lagi, mengingat track record Persib di Papua yang buruk, Mamic sepertinya akan tetap memakai 4-2-3-1.
Jika Mamic berani, biarkan Gaspar bermain lebih bebas. Wanggai biarkan jadi urusan Zul. Hariono siap membantu Zul jika Wanggai bergerak ke dalam. Sementara sisi kanan Persidafon sepertinya Toni berpeluang bermain lebih nyaman. Sementara, menilik faktor usia, Edu yang makin lambat cukup diantisipasi secara konsisten oleh Hariono. Jika Gaspar berani untuk naik ke atas membantu Miljan, Persib akan punya daya serang lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya.
Satu poin akan tetap didulang Persib jika double pivot Persib bisa melindungi backline seperti yang sudah mereka tunjukkan saat menghadapi Sriwijaya. Akan tetapi, jika double pivot gagal melindungi backline, sebagaimana saat menghadapi Deltras, Persib terancam akan pulang dengan tangan hampa. Ini penting karena agresivitas Persidafon punya kecenderungan meningkat di menit-menit terakhir, kadang mereka mengubah formasinya menjadi 3-4-3 seperti saat bertamu ke kandang Persija Jakarta.
Preview Yang sangat Bagus dan Menyeluruh, Alhamdulilah kali ini saya cukup Optimis PERSIB Bisa menang. Kenapa ?? seperti yang beberapa kali dibahas oleh Kru Mengbal bahwa Pola 4-2-3-1 Akan Tampil lebih baik dan meneyerang jika 2 Flank bisa berkreasi dan membahayakan lawan, Pola persidafon 4-3-3 Tentu serangan dari sayap tidak akan terlalu Banyak, apalagi 2 Bek sayap kanan dan kiri agak sedikit ragu maju karena yang dihadapi adalah Ilham dan Atep, ssementara Wanggai Insya Allah bisa dihentikan Zulkifli, Di kanan, Tony/Nasuha akan aman karena sepeertinya tidak akan ada yang membahayakan tinggal menghentikan pasokan bola dari Edu Ivakdalam, dan tambah pola serangan cepat 😀
BRAVO PERSIB
BRAVO MENGBAL
hasilna jigana moal aya analisana yeuh..soalna teu disiarkeu seecara langsung hehe